Cerita anakku..
Anak ini anak yang sangat leled, lemod, prilakunya menunjukkan seakan hidup tak mau mati pun tak segan, sungguh tak ada semangat untuk sekolah >.<… benar aneh abiss dan sangat menguji kesabaran sekali anak ini. Dan tiap hari saya berdoa agar saya ditambah kesabaran dengan anak perempuan ini.. uhh @.@
2 hari yang lalu anak ini tidak hadir ke sekolah tanpa pemberitahuan sama sekali, karena anak-anak maka daku kira biasalah paling sakit demam. Yasudah saya pun tak terlalu mengkhawatirkan dia. Keesokannya dia juga tidak masuk lagi, yaah.. kita pikir ini pasti orang tuanya mumpung ini hari jumat, jadi pasti sekalian ajah ga masuk sekalian, toh besok sabtu libur ini..
Sampailah hari senin dia masuk dan mamanya menghampiri saya dan berkata,
“Bu, maap anak saya hari kamis tidak masuk karena kami mengalami kecelakaan mobil, kaca depan mobil saya pecah.”
“Ibu dan anak2 tidak apa2 kan, bu?” Dengan kaget saya menjawab
“Tidak apa-apa bu, untung anak2 duduk dibelakang, pecahan kacanya juga tidak terlalu sampai mengenai saya,bu.”, kata si ibu.
“O begitu ya bu, Puji Tuhan ya bu”, kata saya sambil senyum.
Proses Belajar mengajar dikelas hari itu berlangsung seperti biasa dan hari itu entah angin apa, anak ini berhasil mengerjakan agendanya dan tugas-tuganya tepat waktu, tidak lelet dan berhasil mengerjakan soal math tersebut. Kami pun tersenyum pada dia.
Jam sekolah pun usai dan sekarang tinggal dia yang belum dijemput sama ortunya, maka tinggallah dia bersama saya di dalam kelas waktu itu. Karena dia belum mengerjakan PR Menulisnya, maka saya menyuruh dia untuk menunggu waktu sambil mengerjakan PR Menulis saja, supaya PR ini tidak menumpuk hingga minggu depan, dan dia pun menyanggupinya.
Baiklah, sementara dia masih menulis dan saya masih harus merapikan kelas. Saya bertanya kepadanya dimana kecelakaan itu terjadi? Pertama-tama dia diam saja, kemudian saya melihat dia, ternyata dia sedang menulis.
“Ashley,kamu kecelakaan dimana?” kemudian saya tanya lagi,
“Tidak, tidak terjadi kecelakaan bu.” kemudian dia menjawab
Saya pun tidak terlalu mempedulikan jawaban dia saat itu, karena masih penasaran saya bertanya sekali lagi dengan dia,
“Kamis yang lalu kamu ga masuk karena kecelakaan kan, as? Kata mama kamu, kamu kecelakaan? Dimana kecelakaannya?”.
Dia pun menjawab “tidak, tidak ada kecelakaan bu. Hari itu saya dikunci di kamar tapi berhasil keluar dan kami langsung berangkat sekolah. Tapi tiba-tiba papi datang dan memecahkan kaca mobil.”
“HAH” wajah kaget, shock sekaligus bertanya-tanya dan kepo bercampur semua di kepala saya. Langsung saya berhenti dari segala aktivitas dan langsung menghampiri dirinya, duduk disebelahnya.
“Ceritakan kejadiannya, As pada ibu. Apa yang terjadi hari kamis yang lalu?” kataku sambil senyum tapi penasaran.
Setelah mendengar segala cerita yang dia ceritakan, apa yang terjadi di rumah, bagaimana papanya memperlakukan mamanya, bagaimana kondisi rumah dia dan orangtuanya. Seraya itu juga hati saya langsung menghakimi saya dan saya merasa bersalah selama ini karena saya melihat dari luar saja bukan dari dalam. Ini masalahnya! dia seperti ini karena input yang terjadi di keluarganya, karena kondisi keluarga yang membuat dia menjadi seperti itu. Papa yang suka memukul mama dan disaksikan oleh anak perempuan mereka.
Tuhan seandainya saya tau kondisi ini jau-jau hari, Tuhan. Ternyata saya yang terlalu lelet untuk bisa mengayomi dia, dan dia butuh itu. Tapi dibalik itu semua, saya tetap bersyukur ya Tuhan, karena di dalam anugrahMu ini bukan waktu yang lelet untuk boleh mengetahui kondisi yang sebenarnya, bagaimana dia dan keluarga, sebelum semua berlanjut. Tuhan ajari saya untuk melihat tidak memakai "kacamata" ini, buat mataku dapat melihat lebih dalam lagi dan lagi. Seperti diriMu yang tidak melihat rupa tapi melihat hati, ajarkan saya untuk dapat melihat setiap hati anak-anakku yang hancur yang Tuhan sengaja pertemukan kami di dalam sebuah ruangan yang terbatas setiap hari di sekolahan ini.
Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.1 Sam 16 :7
Ajari saya melihat bukan seperti manusia tapi seperti Engkau, ya Allah..
2 komentar:
seandainya setiap guru mau belajar seperti ci dian.. hehe...
dirimu juga akan merasakannya tahun depan,da.. hehe dan teruslah belajar untuk mau belajar..
it's very unique bisa berada di dunia anak2.. :)
Posting Komentar