Sebuah
empati tidaklah akan menjadi sebuah kehangatan yang memulihkan ketika rasa
empati itu tidak diiringi dengan penerimaan.
Penerimaan merupakan kesediaan untuk menerima apa adanya dengan tidak melihat
sisi kelemahan, kegagalan dan kesalahan seseorang sebagai sarana untuk menghakimi
orang tersebut. Penerimaan menempatkan semua yang negatif pada konteks yang
tepat, dengan melihat seseorang sebagai kesatuan pribadi yang utuh dan unik. Penerimaan bukan berarti membenarkan atau
menetralisir apa yang salah namun merupakan sikap positif yang menyatakan
kasih.
Saya
semakin mengerti apa artinya Penerimaan ketika berada dalam lingkungan yang
melakukan hal tersebut maupun yang tidak melakukan hal tersebut.
Bagi
sebagian besar masyarakat kita, kegagalan bukanlah suatu hal yang wajar. Orang
yang gagal akan dipandang sebelah mata oleh orang yang lainnya. Sehingga adalah
wajar ketika orang-orang akan lebih cenderung senang untuk bersaing dan
berambisi untuk menjadi nomor satu, dan
akan depresi ketika apa yang ia angankan untuk tercapai ternyata gagal.
Namun
berbeda dengan sebuah lingkungan yang mana baru-baru ini saya tinggali. Tadi pagi
saya bertemu dengan seorang teman yang saya kenal ketika studi sama-sama di
kota ini, teman ini telah berkeluarga dan telah memiliki 2 orang putra. Dalam perjalanan
pergumulan studi dan keluarga serta harus beradaptasi dengan ekstra di kota
yang baru ini, semua tekanan tersebut membuat dia harus memutuskan mengakhiri
studi nya di tengah jalan dan lebih memilih memprioritaskan keluarganya. Bebannya
tidaklah mudah, karena ia adalah kepala keluarga. Setelah sekian lama tidak
pernah bertemu, saya bertemu dengan beliau kembali tanpa disengaja. Ia men-share-kan
cerita hidupnya setelah ia tidak studi. Dari sharingnya membuat saya yakin
bahwa keputusannya akan studinya adalah yang terbaik yang ia putuskan baik bagi dirinya sendiri maupun
keluarganya. Hal yang lebih ajaib lagi bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan
mereka, melainkan Tuhan telah mempersiapkan sebuah ladang pelayanan yang baru
yang mana mereka bertumbuh lebih “sehat” melalui pelayanan tersebut. Di dalam
ceritanya saya tertegun ketika ia berkata bahwa ketika dia ditawarkan sebuah
pelayanan untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan, dia terkejut karena dia
merasa dirinya adalah orang gagal karena tidak melanjutkan studinya dan sempat
mempertanyakan tawarab tersebut. Namun orang yang menawarkan tersebut tidak
berfokus pada latar belakang itu, dan hal itu membuat dia berani untuk menerima
tawaran dan sekarang memimpin di sekolah tersebut.
Sebuah
penerimaan yang apa adanya.
Peristiwa
tersebut juga mengingatkan saya akan cerita Daud di gua Adulam. Ketika Daud
depresi, penuh tekanan, dikejar-kejar oleh rajanya, bahkan ia sempat menjadi
seperti orang gila di Gad. Daud yang
melarikan diri dari Saul, Ia bersembunyi di Gua Adulam, sebuah gua di dekat
tempat itu dan berhimpunlah juga kepadanya setiap orang yang dalam kesukaran, setiap
orang yang dikejar-kejar tukang piutang, setiap orang yang sakit hati, maka ia
menjadi pemimpin mereka. Di tempat
itu ia menghimpun kekuatan pendukung, yang terdiri dari orang-orang yang kecewa
dan sakit hati Bersama-sama dengan dia ada kira-kira empat ratus orang. Terkadang apa
yang tidak pernah dipikirkan oleh manusia, disangkanya ke depan adalah gelap,
namun Allah memiliki rencana lain. Penerimaan semua orang-orang “gagal” menurut
dunia ini menjadi tempat pemulihan bagi Daud.
Ketika
para orang gagal dari kacamata dunia ini berkecil hati, serta kebingungan untuk
melanjutkan hidupnya, Allah menyediakan sebuah wadah orang-orang percaya yang menjalankan
tugas dan panggilannya sebagai wadah yang menyatakan kasih dan penerimaan,
melakukan seperti yang juga Kristus lakukan selama di dunia.
Kristus
menerima semua orang berdosa yang datang kepada-Nya. Kristus hadir di dunia ini
untuk mencari dan menyelamatkan yang terhilang. Kristus menerima mereka, tidak
membuang mereka, meskipun mereka “dibuang” oleh saudara-saudara sebangsa
mereka. Kristus menunjukkan depth
acceptance-Nya, mengampuni tanpa menghakimi seorang wanita yang ketahuan
berzina. Kristus menerima orang-orang yang dipandang sebelah mata oleh
masyarakat. Kristus menerima orang-orang yang dipandang gagal, dipandang salah,
dipandang lemah oleh sekitar mereka.
Luk 5:31 Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya:
"Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit;